Begitu berliku jalan-jalan hidayah yang ditapaki seseorang
untuk kembali kepada fitrahnya. Ada yang kembali setelah penyakit menderanya,
ada yang kembali setelah musibah datang menghabiskan hartanya, ada yang kembali
setelah mendengar radio di kendaraannya, ada yang kembali setelah menyaksikan
acara dakwah di televisi sunnah, ada yang melalui teman dan seterusnya…
Lelaki itu hidup di tengah-tengah keluarga dan sanak famili
yang kaya raya. Rata-rata keluarganya adalah pemilik toko-toko emas di negeri
kami. Tidak heran tatkala ia kecipratan kekayaan mereka. Dengan modal bekerja
beberapa tahun di toko emas mereka, ia berhasil mengumpulkan modal untuk
memulai usaha emas sendiri.
Tanpa terasa kini ia memiliki dua toko emas di salah satu
pasar basah yang padat pengunjung setiap harinya. Ia telah dianggap berhasil
menjadi pengusaha emas yang sukses. Hanya dalam tempo beberapa tahun saja,
omzetnya bertambah dan keuntungan emasnya kiloan pertahun. Kala itu dirinya
telah diperhitungkan sebagai salah satu pengusaha emas yang berhasil.
Dengan keberhasilannya, maka tidak sulit baginya untuk
mendapatkan pendamping hidup yang cantik dan kaya. Di kampungnya dia berhasil
mempersunting seorang wanita cantik yang telah menyelesaikan kuliahnya di
keperawatan. Sempurnalah kebahagian yang dia rasakan.
Berhubung sang istri sedang menjalani masa praktek lapangan,
terpaksa ia harus rela meninggalkan istrinya di kampung dan kembali bekerja
melakoni usaha jual beli emasnya di kotanya.
Berpisah dengan istri tercinta membuat ia merasa begitu
tersiksa. Dengan segala perasaan ia harus rela menjalani hari-hari yang sunyi
tanpa istri. Sulit baginya untuk melupakan wanita itu. Sejak kepulangannya dari
kampung hatinya serasa terpasung bersama istrinya. Ia benar-benar merasa menjalani
kehidupan yang hampa dengan setengah jiwa. Jika malam telah tiba serasa ingin
rasanya terbang untuk menjemput sang bidadarinya.
Kesunyian benar-benar telah membuatnya pusing tujuh keliling.
Untuk menghabiskan malamnya, iseng-iseng ia mulai mengumpulkan kawan-kawan yang
dapat menghibur kegalauan hati yang gersang . Mulailah mereka berjudi yang
lambat laun ia nikmati karena dianggapnya dapat menghibur kekosongan hatinya.
Kini malam-malam yang panjang dia habiskan di tempat-tempat
perjudian. Tidak cukup berjudi, ia juga telah larut menjadi pengunjung tetap
beberapa cafe-cafe dan night club dan tempat- tempat karaoke. Dengan hal-hal
itulah ia merasa terhibur dan dapat melupakan masalahnya.
Dunia malam telah menjadi bagian dari hidupnya. Pola
hura-hura dan menghambur-hamburkan harta telah melekat menjadi karakternya.
Dengan uang yang banyak, ia begitu mudah mengumpukan kawan-kawan yang setia
menemaninya. Bahkan ia tidak lagi konsen dengan toko emasnya, usaha emas yang
dibina dari awal kini diabaikan dan ditinggalkan .
Segala sepak terjang dan tingkah lakunya…telah sampai pula
beritanya ke kampung halamannya dan diketahui istri dan mertuanya. Betapa
malunya mereka memiliki menantu seorang penjudi dan pemabuk, sungguh tingkah
lakunya telah mencoreng nama baik mereka.
Dengan segala harap, ia pulang ke kampung untuk menemui istri
tercintanya. Tetapi apa yang terjadi, subhanallah…..mertuanya tidak mau
menerima kedatangannya. Dengan paksa dia memerintahkan lelaki ini untuk
menceraikan putrinya. Inna lillahi wa inna ilahi rajiun.
Ia terpaksa pulang dengan membawa malu yang besar, Sungguh
peristiwa itu telah menghancurkan segala harapannya untuk memboyong istri
tercinta. Dengan langkah gontai ia pulang dengan membawa kepedihan dan
kesedihan.
Semuanya memang salahnya.. semuanya memang disebabkan
dosa-dosanya. Begitu pahit pil perpisahan itu ia rasakan, membuat dirinya
serasa tak berguna lagi hidup di dunia.
Sejak saat itu ia benar-benar tidak peduli lagi dengan toko
emasnya yang menyebabkan usahanya tumpur dan dilecehkan keluarga besarnya.
Begitu kejam baginya dunia, dan begitu seram masa depan yang akan dia hadapi.
Ia enggan pulang ke rumah, hidup luntang-lantung di pasar-pasar bagaikan makhluk gembel tak memiliki sanak keluarga. Bahkan untuk tidurpun ia terkadang harus tidur di emperan-emperan toko di pasar…subhanallah, begitu cepatnya perkara dunia ini berubah.
Ia marah dan dendam, tetapi tidak tau kemana harus diarahkan,
ia benci dan murka tetapi tidak paham kepada siapa dia tujukan. Bukankah
semuanya disebabkan kesalahan fatal yang dia lakukan…?? bukanlah seluruhnya
akibat dosa-dosanya..?.
Pernikahan pertamanya gagal, dan kini ia kembali mengalami
kegagalan kedua beristrikan wanita malam yang dahulu dia temui dan kenal di
salah satu tempat mangkalnya tatkala sisa-sisa kekayaan belum punah seluruhnya.
La haula wala quwwata illa billahi.
Di dalam keterombang-ambingannya, ia mengenal seorang ikhwan
yang berhasil mengangkatnya dari lumpur kegagalan dan kemaksiatan untuk kembali
kepada fitrah Islam. Ia diajak kerja sama untuk mengelola usaha shipyard.
Sungguh besar jasa ikhwan tersebut yang telah mengenalkannya pada kajian-kajian
sunnah. Hidayah mulai menyinari relung hatinya yang gelap dengan maksiat.
Secara bertahap dia mulai condong kepada kajian-kajian sunnah, meskipun perubahan
itu tidak secara sekaligus mampu dia lakukan.
Terkadang tarikan magnet kebaikan lebih kuat menariknya untuk
menghadiri halaqah-halaqah, terkadang lepas kajian ia dipanggil big boss nya
yang non muslim untuk menghantarkan uang di cafe-cafe dan diskotik- diskotik
sehingga seolah ia ditarik kembali kepada habitat lamanya.
Cukup lama pertarungan antara haq dan batil berperang di
hatinya. Di satu sisi big boss muslim yang taat dan menjadi jalan penghantar
hidayah baginya, senantiasa mengajaknya kepada kebaikan dan kajian-kajian ilmu,
baik yang diadakan di rumah, di perusahaan maupun di masjid markaz dakwah ahlus
sunnah.Di sisi lain teman-teman lama dan big boss keduanya yang non muslim
menggiringnya kepada kemaksiatan dan dunia kelam yang dulu digelutinya.
Kini lelaki itu kulihat telah benar-benar kembali kepada
fitrahnya dan selalu tiap subuh menghadiri kajian-kajian rutin, alhamdulillahi
rabbil alamin. Kulihat dia senantiasa membawa buku-buku agama dengan wajah yang
teduh dan senyum bahagia. Wajah yang kusut masai dengan maksiat telah berganti
wajah yang teduh. Teman-teman lama yang merupakan syaitan berwujud manusia
telah berganti dengan teman orang-orang sholeh yang merindukan surga.
Majlis judi dan khamar telah berganti dengan majlis ilmu
taman-taman surga. Kini dia telah dianugerahkan seorang istri yang
baik-insyallah- dan telah pula dikarunia anak, bahkan hidayah yang dia dapatkan
disempurnakan dengan mengikuti perjalanan ritual ibadah umrah ke tanah suci.
Subhanallah…maha suci Tuhan yang membolak balikkan hati
manusia. Semoga Allah menjaganya dan kita semua untuk dapat istiqomah di atas
ketaatan hingga akhir hayat.
Batam, 28 Muharram
1436/ 20 Nov 2014-11-20
Abu Fairuz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar